Jika Anda membeli mobil 15 tahun lalu, pertimbangan utama Anda mungkin adalah tenaga mesin, konsumsi BBM, atau kenyamanan suspensi. Namun di tahun 2025, medan pertempuran telah bergeser drastis. Kini, pertanyaan utama sering kali adalah: “Seberapa besar layarnya?”, “Apakah sudah Apple CarPlay nirkabel?”, dan “Bisakah saya menyalakan AC dari ponsel?”
Selamat datang di perang layar sentuh, sebuah era di mana sistem infotainment dan teknologi ‘connected car’ menjadi salah satu faktor penentu utama dalam membeli kendaraan baru.
Bagi Anda sebagai pemula di dunia otomotif, membedakan antara gimmick marketing dan fitur yang benar-benar berguna bisa sangat membingungkan. Artikel ini akan menjadi panduan dan review sistem infotainment & ‘connected car’ tercanggih 2025, membantu Anda memahami siapa yang memimpin di arena digital ini.
Selamat Datang di Era Baru: Mobil Bukan Lagi Sekadar Mesin
Dulu, mobil adalah produk mekanis. Sekarang, mobil adalah gadget berteknologi tinggi di atas empat roda. Dasbor yang dulu penuh tombol fisik kini digantikan oleh layar sentuh raksasa yang mengontrol segalanya, mulai dari navigasi, musik, hingga suhu AC dan mode berkendara.
Pabrikan sadar betul akan hal ini. Mereka menginvestasikan miliaran dolar untuk mengembangkan user interface (UI) dan user experience (UX) terbaik, karena layar inilah yang menjadi pusat interaksi antara pengemudi dan mobil.
Membedah Istilah: Apa Itu Sistem Infotainment dan ‘Connected Car’?
Sebelum kita masuk ke review, mari kita samakan persepsi. Bagi seorang pemula, dua istilah ini adalah kunci.
Sistem Infotainment: Otak Digital di Dasbor Anda
Sistem infotainment (singkatan dari information dan entertainment) adalah unit kontrol pusat di dasbor Anda. Sering juga disebut head unit. Ini adalah perangkat yang menjalankan:
- Navigasi (GPS)
- Pemutar media (Radio, Spotify, Apple Music)
- Koneksi Bluetooth dan telepon
- Pengaturan kendaraan (lampu, kunci, AC, dll.)
- Tampilan kamera parkir atau kamera 360
Singkatnya, ini adalah “otak” digital yang Anda lihat dan sentuh di dasbor.
‘Connected Car’: Mobil yang Terhubung ke Internet
Inilah lompatan teknologinya. ‘Connected car’ adalah mobil yang memiliki kartu SIM (eSIM) sendiri dan terhubung ke internet secara permanen, sama seperti smartphone Anda.
Koneksi internet ini membuka dunia baru fitur mobil connected tercanggih:
- Remote Control: Menyalakan mesin, menyalakan AC, mengunci pintu, atau menyalakan lampu dari aplikasi di ponsel Anda, di mana saja.
- Update Over-the-Air (OTA): Mobil Anda bisa mendapatkan software update (seperti perbaikan bug atau fitur baru) secara otomatis saat terhubung ke Wi-Fi di rumah, tanpa perlu ke bengkel.
- Navigasi Real-Time: GPS yang tahu kondisi macet secara live.
- Emergency Call (e-Call): Mobil otomatis menelepon bantuan jika mendeteksi kecelakaan serius.
Mengapa Layar Sentuh Menjadi “Medan Perang” Utama Pabrikan Mobil?
Jawabannya sederhana: diferensiasi. Saat ini, mesin dan kualitas berkendara antar merek (di kelas yang sama) seringkali sudah mirip-mirip. Kualitas mesin mobil 300 juta-an dari merek A, B, dan C tidak berbeda jauh.
Area di mana mereka bisa benar-benar unggul dan menonjol adalah di dalam kabin. Sistem infotainment yang responsif, canggih, dan mudah digunakan memberikan “nilai jual” yang sangat kuat. Ini adalah cara pabrikan menunjukkan bahwa mereka modern, canggih, dan mengerti kebutuhan digital Anda.
Review Sistem Infotainment & ‘Connected Car’ Tercanggih 2025: Para Pesaing
Di tahun 2025, perang layar sentuh ini semakin memanas. Berikut adalah pemain-pemain utama dan apa yang mereka tawarkan.
1. Tesla Infotainment: Sang Pelopor Minimalis dan Ekosistem Kuat
Tesla bisa dibilang yang memulai revolusi ini. Mereka membuang hampir semua tombol fisik dan memusatkannya pada satu layar horizontal (Model 3/Y) atau vertikal (Model S/X) raksasa.
- Kelebihan: Sangat responsif (seperti iPad Pro), integrasi ekosistem (Sentry Mode, Dog Mode, navigasi Supercharger), dan fitur hiburan tak tertandingi (Netflix, YouTube, game). Fitur connected car-nya adalah yang terbaik di kelasnya.
- Kekurangan: Terlalu minimalis bagi sebagian orang. Mengatur wiper atau spion lewat layar bisa merepotkan. Tidak mendukung Apple CarPlay atau Android Auto (mereka ingin Anda memakai sistem mereka).
- Terbaik untuk: Penggemar teknologi yang menginginkan pengalaman paling futuristis.
2. MBUX (Mercedes-Benz): Kemewahan AI dengan “Hey Mercedes”
Mercedes-Benz User Experience (MBUX) adalah jawaban atas kemewahan digital. Puncaknya adalah “Hyperscreen” opsional yang membentang di seluruh dasbor.
- Kelebihan: Grafis yang indah, navigasi Augmented Reality (AR) yang menumpuk panah virtual di atas video jalanan, dan voice command “Hey Mercedes” yang merupakan salah satu voice command mobil terbaik.
- Kekurangan: Bisa jadi terlalu rumit (overwhelming) bagi sebagian pengguna. Harganya premium.
- Terbaik untuk: Konsumen yang mencari kemewahan, visual yang memukau, dan asisten suara yang cerdas.
3. BMW iDrive 8.5 & 9: Grafis Tajam dan Kontrol Intuitif
BMW selalu dikenal dengan sistem iDrive-nya yang berfokus pada pengemudi. Versi terbaru (8.5 dan 9) menggunakan “Curved Display” yang cantik.
- Kelebihan: Kualitas layar sangat tajam. BMW masih mempertahankan rotary controller (kenop putar) di konsol tengah, yang jauh lebih aman digunakan saat mengemudi dibanding layar sentuh penuh.
- Kekurangan: Struktur menu bisa sedikit membingungkan pada awalnya.
- Terbaik untuk: Pengemudi yang menghargai kualitas grafis tinggi dan kontrol fisik yang intuitif.
4. Google Built-in (Volvo, Honda, Polestar)
Ini adalah game changer. Berbeda dari Android Auto (yang hanya “mencerminkan” aplikasi ponsel), ini adalah sistem operasi Android yang tertanam di mobil.
- Kelebihan: Anda mendapatkan Google Maps, Google Assistant, dan Google Play Store langsung di mobil, tanpa perlu menghubungkan ponsel. Google Maps-nya selalu update dan Asisten Google-nya sangat cerdas.
- Kekurangan: Masih bergantung pada ekosistem Google. Pengguna berat Apple mungkin merasa kurang nyaman.
- Terbaik untuk: Siapa saja. Ini mungkin adalah sistem paling praktis dan familiar bagi kebanyakan orang.
5. Hyundai/Kia/Genesis: Penantang Serius dengan Grafis Memukau
Selama bertahun-tahun, grup Hyundai-Kia-Genesis secara diam-diam menciptakan beberapa sistem infotainment terbaik di pasaran.
- Kelebihan: Sangat mudah digunakan, ikon yang jelas, responsif, dan kaya fitur. Mereka menawarkan banyak fitur premium dengan harga yang lebih terjangkau.
- Kekurangan: Voice command bawaannya tidak secerdas Google atau MBUX (tapi ini teratasi jika Anda memakai Android Auto/CarPlay).
- Terbaik untuk: Pembeli cerdas yang menginginkan fungsionalitas 90% dari merek mewah dengan harga 60%-nya.
Bukan Sekadar Lebar Layar: Fitur Wajib yang Harus Anda Cari di Tahun 2025
Sebagai pemula, jangan hanya tergiur dengan ukuran layar 15 inci. Layar besar yang lemot (lag) jauh lebih buruk daripada layar 8 inci yang responsif. Saat test drive, perhatikan 4 hal ini:
- Respon Layar dan Kualitas Grafis (Haptic Feedback) Coba sentuh layarnya. Apakah instan? Apakah grafisnya tajam? Sistem yang lebih canggih kini memiliki haptic feedback (layar bergetar sedikit saat disentuh) yang memberikan konfirmasi fisik.
- Konektivitas Nirkabel: Wireless Apple CarPlay & Android Auto Di tahun 2025, ini seharusnya menjadi standar. Anda tidak perlu lagi repot mencolok kabel USB hanya untuk menampilkan Waze atau Spotify. Tanyakan, apakah perbandingan Apple CarPlay vs Android Auto terbaru ini sudah wireless?
- Voice Command (Perintah Suara) yang Natural Sistem yang baik tidak memerlukan perintah kaku. Coba katakan, “Saya kedinginan,” dan mobil seharusnya menaikkan suhu AC. Ini adalah fitur keamanan penting agar mata Anda tetap di jalan.
- Update Over-the-Air (OTA) Ini adalah fitur connected car yang krusial. Mobil dengan OTA berarti perangkat lunaknya bisa diperbarui seperti smartphone. Mobil Anda bisa mendapatkan fitur baru atau perbaikan bug saat Anda tidur di rumah.
Sisi Gelap Perang Layar Sentuh: Apakah Semakin Besar Semakin Berbahaya?
Setiap kemajuan teknologi memiliki risiko. “Perang layar sentuh” ini dikritik karena berpotensi sangat mengganggu fokus mengemudi.
Menghilangkan tombol fisik untuk fungsi vital—seperti AC, volume, atau defogger—dan memindahkannya ke dalam menu di layar sentuh memaksa pengemudi mengalihkan pandangan dari jalan. Beberapa studi menunjukkan bahwa menggunakan layar sentuh saat berkendara bisa lebih berbahaya daripada menggunakan ponsel.
Pabrikan terbaik adalah mereka yang menyeimbangkan antara layar canggih dengan tombol fisik atau shortcut yang mudah dijangkau untuk fungsi-fungsi penting.
Kesimpulan: Siapa Pemenang Sejati Perang Layar Sentuh 2025?
Setelah melakukan review sistem infotainment & ‘connected car’ tercanggih 2025, jelas bahwa “pemenang” sejati bergantung pada kebutuhan Anda:
- Pemenang Fitur & Ekosistem: Tesla tetap tak tertandingi dalam hal seberapa banyak yang bisa dilakukan mobilnya.
- Pemenang Kemewahan & AI: MBUX dari Mercedes-Benz memberikan pengalaman paling premium.
- Pemenang Praktis & Familiar: Google Built-in adalah pilihan paling logis dan mudah beradaptasi untuk kebanyakan orang.
- Pemenang Keseimbangan & Keamanan: BMW iDrive dengan rotary controller-nya menawarkan keseimbangan terbaik antara teknologi tinggi dan keamanan operasional.
Pemenang sebenarnya adalah Anda, konsumen. Persaingan ketat ini memaksa pabrikan untuk terus berinovasi, memberikan kita mobil yang lebih pintar, lebih terhubung, dan lebih menyenangkan untuk dikendarai setiap tahunnya***